SCRUBBING
Scrubbing
atau dalam artinya yakni gosokan , merupakan teknik pengolahan limbah secara
kimia dengan alat yang bernama scrubber.
Scrubber dapat di definisikan sebagai alat
pemisahan suatu partikel solid (debu) yang ada di gas atau udara dengan
menggunakan cairan sebagai alat bantu. Air adalah cairan yang pada umumnya
digunakan dalam proses scrubbing, meskipun dapat juga digunakan cairan lainnya
(seperti : asam sulfat, dll).
Pada
umumnya, scrubber mampu menghasilkan partikel dengan ukuran 5 µ diameter. Namun ada yang lebih
spesifik yaitu mampu menghasilkan partikel dengan ukuran 1 µ - 2 µ
diameter.
Definisi
Scrubber Secara Umum
Scrubber merupakan suatu variasi peralatan yang besar untuk pemisahan zat padat
atau cairan dari gas dengan menggunakan air untuk menggosok partikel dari gas
itu. Scrubber dapat juga dikatakan berfungsi untuk mengurangi polutan udara
yang dihasilkan oleh gas buang suatu industri. Pengendalian pencemaran udara
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengendalian pada
sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar
merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi
keseluruhan limbah gas yang akan di proses dan yang pada akhirnya dibuang ke
lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri
dari 2 bagian yaitu penanggulangan emisi
debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar
Mekanisme Kerja Scrubber
Berikut adalah
tahapan mekanisme kerja scrubber, antara lain sebagai berikut:
1. Impingement
(pengontakan)
Suatu
campuran gas – debu masuk dengan cepat melalui inlet lalu di kontakkan dengan
cairan yang ada di dalam scrubber sehingga partikel debu akan tersangkut dalam
cairan.
2. Difusi
Partikel
– partikel debu tersebut di aliri oleh gas yang kemudian menyebabkan partikel
tersebut berupa tetesan – tetesan yang tersimpan melalui proses difusi.
3. Humidifikasi
Tetesan
debu tersebut lalu diflotasikan dengan cara humidifikasi, yaitu mengubah
permukaan tetesan – tetesan tersebut menjadi elektrostatis. Lalu, memisahkan
berdasarkan ukuran tetes ( besar dan kecil ) secara mekanik. Cara seperti ini
biasanya digunakan untuk debu berkonsentrat tinggi dan tergantung pada kondisi
spesifik debu dan gas – gas lain yang terlibat.
4. Kondensasi
Apabila
tetesan – tetesan itu telah mencapai dew point (titik embun), maka akan terjadi
peristiwa pengembunan ( yang mana tetesan – tetesan berukuran kecil akan
menjadi nukleus pengembunan ). Proses yang dilakukan secara mekanik ini akan
mengembunkan tetesan namun lebih efektif dan ukurannya lebih seragam atau
uniform. Mekanisme ini penting untuk gas panas dengan konsentrasi debu yang
kecil. Untuk konsentrasi yang lebih besar, perlu di tambahkan dengan jumlah
proses kondensasi tersebut.
5. Wetting
(pembasahan)
Proses
ini sebenarnya tidak berperan penting dalam scrubber. Ini dilakukan agar tidak
terjadi naiknya partikel debu setelah menjadi tetesan ( proses pembasahan
dilakukan agar partikel – partikel yang yang telah menjadi tetesan tidak ikut
keluar bersama gas lagi ).
6. Partisi
gas
Jika
pada suatu gas di lewatkan cairan atau busa, gas akan di pecah menjadi elemn –
elemen yang kecil dimana jarak antara partikel yang tersuspensi dan cairan yang
melingkupinya relatif kecil. Dalam beberapa proses terjadi pemisahan yang di
akibatkan gaya gravitasi dan gerakan brown dalam elemen, dalam hal ini cairan
bertindak sebagai awal pemisahan.
7. Dust
disposal
Dalam
beberapa scrubber, cairan tidak dipisahkan oleh gas tetapi mengalir sebagai
pengisi di atas permukaan. Terkecuali dari efek humidifikasi dan wetting (
pembasahan ), kerja cairan yang demikian adalah untuk membersihkan permukaan
dan mencegah debu naik kembali ke atas, hasil yang nyata terjadi juga karena
melibatkan tindakan mekanik yang spesifik.
8. Elektronik
precipitation
Faktor ini juga berperan dalam
proses scrubbing, namun mekanismenya sulit dipahami dan hanya untuk kondisi
yang amat penting serta hanya terjadi dalam beberapa proses.
JENIS-JENIS
SCRUBBER
Di
dalam industri, banyak dijumpai
scrubber dengan berbagai macam metode. Yang umum ialah scrubber yang mampu
menghasilkan partikel dengan ukuran 5µ diameter. Ada juga yang lebih spesifik
yang mampu menghasilkan partikel dengan ukuran 1 µ- 2 µ diameter.
Berikut ini macam-macam
dari
scrubber antara lain:
1. Wet
Scrubber
Wet
Scrubber dapat d definisikan sebagai alat pemisahan suatu partikel solid ( debu
) yang ada di gas dalam udara dengan menggunakan cairan sebagai alat
bantu. Air
adalah cairan yang pada umumnya
digunakan dalam proses scrubbing, meskipun dapat juga digunakan cairan lainnya
( seperti : asam sulfat, dll )
Wet
Scrubber dapat mengurangi polutan udara
yaitu penanggulangan emisi debu dan
penanggulangan emisi pencemar yang dihasilkan oleh gas buang suatu industri
dalam sekali proses.
Pada umumnya, wet scrubber mampu
menghasilkan partikel dengan ukuran 1 µ - 2 µ diameter.
2.
Chamber Scrubber
Scrubber
jenis ini memiliki pencuci udara yang
konvensial dimana gas akan di alirkan sampai ke tempat penyemprotan dengan arah
aliran yang sejalan atau berlawanan. Satu set eliminator yang dipasang zig zag
diletakkan pada saluran keluar, serta pelat-pelat dipasang dalam ruang
penyemprot.
Proses
pendingin gas terjadi saat gas melalui tangki silinder dengan penyemprot pada
bagian atas. Beberapa tangki atau menara juga memiliki sekat pada sisi yang
berlawanan yang juga berfungsi sebagai alat penyemprot. Pada proses untuk
memisahkan produk cair dan gas, pada saluran keluarnya terdapat alat pembalik
gas (gas reversal) dan juga suatu chamber (ruangan) khusus pada saluran outlet.
Biasanya bahan bakunya dari logam besi atau baja dengan ukuran 3 – 72 inch.
Kapasitas untuk inlet 50.000 cu ft/min. Ada juga tipe lain dimana gas akan
dilewatkan melaliu kamar khusus penyemprot yang terdiri atas lorong venturi
dengan lobang penyemprot dengan konsumsi air 15 gal/min tiap 10 hp.
3.
Venturi Scrubber
Satu
pengembangan terbaru dalam bidang gosokan gas adalah venturi scrubber, yang
mana telah ditemukan bermanfaat untuk koleksi
asam belerang berkabut.
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian
yang disempitkan dan kemudian gas akan bersentuhan dengan butir air yang
dimasukkan didaerah sempit tersebut.
Alat ini dapat memisahkan partikel
hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang larut di dalam air. Venturi scrubber
menggunakan tekanan rendah ( sekitar 5 lb/sq. In ) pada lorong venturi dengan
kecepatan 200 – 300 ft/sec. Air, produk, dan gas buang dikumpulkan dalam mesin
pemisah ( separator ) dengan metode siklon yang ada pada bgian lorong venturi
itu. Pressure dropnya sebesar 15 inch. Wtr dengan konsumsi air sebesar 3
gal/mnt tiap power 10 hp.
4.
Cyclone
Scrubber
Cyclone
scrubber terdapat pada
beberapa tipe scrubber yang menggunakan metode siklon. Ada yang di dalam lubang
vertical bagian tengahnya terdapat bermacam – macam alat penyemprot cairan.
Namun, ada juga terdapat pemisahan cairan yang dilakukan melalui proses
disentegrator ( penghancur ) dengan mengalirkan gas melalui saluran tertentu.
Beberapa unit cyclone scrubber biasanya telah memiliki bagian disintegrator di
dalamnya. Kecepatan gas dalam tower (menara) anatara 4 – 8 ft/sec dan dengan
pressure drop sebesar 2 – 8 inch. Wtr dengan sirkulasi air sebesar 3 – 10
gal/min tiap 10 hp dari keseluruhan gas yang digunakan.
Fungsi
dari cyclone scrubber sangat efektif untuk menetralisir gas – gas beracun
seperti belerang, chlor, dsb. Ada juga yang mempunyai suhu di atas 180ºF
sehingga fungsinya juga sebagai pendingin dari gas buang industri kimia.
Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 – 5 mikron.
Produk limbah Scrubber
Salah
satu efek samping dari scrubbing
adalah bahwa proses hanya bergerak bahan yang tidak diinginkan dari gas buang
menjadi bentuk larutan cair, pasta padat atau bubuk. Ini harus dibuang dengan
aman, jika tidak dapat digunakan kembali.
Sebagai
contoh, hasil penghapusan merkuri dalam produk limbah yang baik membutuhkan
proses lebih lanjut untuk mengekstrak merkuri mentah, atau harus dikubur dalam
limbah berbahaya TPA khusus yang mencegah merkuri dari merembes keluar ke
lingkungan.
Sebagai contoh reuse, scrubber
berbasis kapur di pembangkit listrik tenaga batubara dapat menghasilkan gypsum
sintetis kualitas yang cukup yang dapat digunakan untuk memproduksi drywall dan
produk industri lainnya.
Demikian blog ini saya susun dari berbagai sumber artikel, kurang lebihnya semoga menjadi acuan saudara :) . Thankss